Mantan Kepala Lapas Nusakambangan Liberty Sitinjak menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Senin (8/8/2016). Sitinjak diperiksa oleh Tim internal Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mengusut testimoni terpidana mati Freddy Budiman yang diungkap Koordinator Kontras Haris Azhar. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Koordinator seluruh lapas di Nusakambangan itu mengakui mendapat tekanan saat mengisolasi gembong narkoba Freddy Budiman, kini sudah meninggal, dari narapidana lainnya di Lapas Batu.
Usai dimintai keterangan oleh petugas BNN di Kantor BNN, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016), Sitinjak menjawab diplomatis disinggung tekanan seperti apa yang ia rasa, sama sekali tak menyerempet tentang Freddy.
"Kalau soal tekanan, Nusakambangan saja tekanan buat saya. Apalagi orang-orang yang ada di dalamnya. Anda tahu di sana, lapas itu dihuni berbagai warga negara toh," kata Sitinjak kepada wartawan kemarin.
Tak lama setelah eksekusi mati terhadap Freddy dan tiga terpidana narkoba lainnya, Seck Osmane asal Senegal, Michael Titus Eighweh asal Nigeria, dan Humphrey Ejike alias Doctor dari Nigeria.
Tak sekali dua Sitinjak memakai wig berbeda bila sedang berada di luar Pulau Nusakambangan untuk pulang ke rumah tinggalnya
“Tujuannya supaya saya tidak dikenali oleh orang yang mengincar atau akan membunuh saya,” cerita Sitinjak yang saat itu mengaku mempunyai sejumlah wig dengan model beragam,Jumat (29/7/2016).
Makar Freddy
Setelah membangun sel isolasi hanya dua hari, khusus Freddy dan memasang kamera pengawas tepat di depan sel dan di dalam sel isolasi, Freddy terlibat perang urat syaraf dengan Sitinjak.
Dalam sebuah pertemuan, Freddy mengancam Sitinjak. Cara Freddy menekan tak vulgar, halus tapi mengusik keberanian Sitinjak.
“Bapak (Sitinjak, red), kalau mengisolasi saya seperti ini nanti bisa dibenci orang banyak lho. Apalagi bapak mobilitasnya tinggi, apa bapak tidak takut?” ancam Freddy seperti ditirukan Sitinjak.
Selain mengancam, Freddy berusaha melakukan makar, membangun sekutu dengan narapidana kasus terorisme untuk menciptakan amuk di Lapas Batu. Untung saja Sitinjak mampu mendeteksi dini perlawanan Freddy.
“Itu terungkap setelah saya menemukan ada isi sms seorang napi memakai tulisan Arab. Isi sms tersebut intinya melawan saya dan bahkan pernah mengancam akan membakar lapas,” kata Sitinjak.
“Saya sadar sebagai kepala lapas yang di dalamnya ada Freddy pasti akan mendapatkan tekanan. Makanya saya pasang siasat supaya saya selamat,” ujar Sitinjak yang kini sebagai Kepala Divisi Pemasyarakatan NTT tersebut.
Sitinjak termakan ancaman Freddy tersebut. Ia memutuskan meminta ditemani tiga orang pengawal. Tak jarang Sitinjak harus berkeliling kota Cilacap ketika keluar dari Pulau Nusakambangan untuk menghindari jika ada orang membuntutinya.
Selama mengerangkeng Freddy secara maksimum, Sitinjak juga sabar membimbingnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyadari semua kesalahannya.
Pria yang pernah menjadi koordinator tujuh kepala lapas di Nusakambangan itu mengaku Freddy sempat menawarkan uang. Beredar informasi jumlahnya sekira Rp 10 miliar.
“Jumlahnya tidak usah disebutkan dan dibahaslah. Tetapi benar Freddy pernah menawari saya uang berapa pun saya minta asalkan saya bersedia memenuhi permintaannya,” cerita Sitinjak, Jumat (29/07/2016).
Apa jawaban Sitinjak kepada Freddy?
“Saya bilang ke dia, ‘Saya tidak butuh duitmu, tapi saya butuh kamu jadi orang baik. Memang kamu dijatuhi hukuman mati, tapi ingat kematian diatur oleh Tuhan. Mulailah mendekatkan diri kepada sang Kuasa'," kata Sitinjak mengingat pesannya untuk Freddy.(*)
0 Response to "Terungkap, Mantan Kalapas Nusakambangan Beberkan Tentang Suap 10 Milyar..!!"
Posting Komentar