Asuransi Waluyo Telanjur Cair, PT Jasa Raharja Minta Pemerintah 'Tanggung Jawab'


Beritateratas.com - PT Jasa Raharja Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta belum akan mengambil langkah apa pun dan masih melakukan penelitian terkait kembalinya Waluyo (62) ke rumah.

Setahun lalu, Waluyo dinyatakan meninggal dunia akibat tabrak lari dan mendapat santunan asuransi.


"Kemarin pimpinan sudah ikut rapat koordinasi di kantor Kecamatan Kraton," kata Wahyu dari Humas PT Jasa Raharja Cabang DIY saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/8/2016).

Ia mengatakan, PT Jasa Raharja Cabang Yogyakarta baru pertama kali ini menangani kejadian seperti ini. Perusahaan asuransi masih akan melakukan penelitian terlebih dulu dan belum akan mengambil langkah apa pun.

"Belum sampai itu (pengembalian uang Jasa Raharja), kita masih lakukan penelitian dan mengumpulkan data," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Kraton Widodo Mujiyatno mengatakan bahwa keluarga Waluyo sudah mencairkan uang Jasa Raharja sebesar Rp 35 juta.

"Uang Jasa Raharja itu Rp 10 juta saat perawatan di Rumah Sakit dan santunan kematian Rp 25 juta," kata dia.

Sampai saat ini, kata Wahyu, belum ada keputusan apakah Keluarga Waluyo harus mengambelaikan uang Jasa Raharja yang sudah dicairkan tersebut.

Jika keluarga Waluyo harus mengembalikan uang itu, pengurus kecamatan setempat telah berkoordinasi dengan RT/RW dan warga untuk mencari solusi dan membantu keluarga Waluyo. Sebab, keluarga Waluyo tergolong kurang mampu.

"Negara harusnya hadir di sini karena kalau mengembalikan gimana, keluarganya, maaf, tergolong tidak mampu," kata dia.

Waluyo kembali ke rumahnya di Suryoputran, Panembahan, Kraton, Yogyakarta (62), pada Selasa (2/8/2016).

Kepulangan Waluyo itu mengagetkan karena keluarganya telah menguburkan Waluyo pada Mei 2015. Pria yang bekerja sebagai tukang becak itu dikabarkan menjadi korban tabrak lari dan sempat dirawat di rumah sakit hingga meninggal dunia. 

Waluyo mengaku, selama ini pergi ke Semarang. Waluyo mencari pekerjaan di Semarang dengan menjadi tukang sapu. Karena Waluyo tidak pernah pegang handphone, maka komuniKasi dengan keluarga pun hilang.

"Bapak pergi ke Semarang, gelandang ngeten, nyapu-nyapu jalan. Sebulan dibayar 700 ribu katanya," kata Alim.

Istri Kakek Waluyo, Nenek Alim mengatakan dulu yang dirawat di RS Sardjito benar-benar mirip dengan suaminya. Nenek Alim yang menunggui setiap hari orang yang mirip Waluyo tersebut sampai akhirnya meninggal.

Setelah meninggal, jenazah mirip Waluyo dimakamkan di dusun Suren, Patalan, Jetis, Bantul, DIY tempat kelahiran Waluyo. Istri Waluyo, Nenek Alim menjelang bulan puasa kemarin juga berziarah ke makam yang mirip dengan suaminya itu. Anak-anak dan saudara-saudara Waluyo juga sudah beberapa kali berziarah di makam yang belum diberi batu nisan tersebut.


Setelah kembalinya Waluyo, pihak keluarga juga tidak mengetahui siapa jenazah yang mirip Waluyo dan telah dikuburkan setahun silam tersebut. Keluarga mengaku selama ini Waluyo tidak mempunyai kembaran.
(*)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Asuransi Waluyo Telanjur Cair, PT Jasa Raharja Minta Pemerintah 'Tanggung Jawab' "

Posting Komentar